Mengapa Anak Cepat Lupa?

Pelajari cara kerja memori anak melalui teori Kurva Lupa Hermann Ebbinghaus dan temukan strategi agar anak tidak cepat lupa saat belajar.

SDPRASEKOLAH

10/23/20252 min read

Mengenal “Kurva Lupa” dari Hermann Ebbinghaus

Pernah merasa heran kenapa anak cepat lupa pelajaran yang baru saja dipelajari? Ternyata, hal ini sudah lama diteliti oleh seorang psikolog Jerman bernama Hermann Ebbinghaus. Ia adalah tokoh pertama yang meneliti cara kerja memori manusia secara ilmiah — bagaimana kita mengingat, dan seberapa cepat kita melupakan sesuatu.

Siapa Hermann Ebbinghaus?

Hermann Ebbinghaus (1850–1909) dikenal sebagai pelopor penelitian tentang memori. Ia melakukan eksperimen sederhana tapi jenius: menghafal suku kata tak bermakna untuk melihat berapa lama otak manusia bisa mengingat informasi tanpa makna tambahan.

Dari penelitian itu, ia menemukan pola menurun yang kini dikenal sebagai Kurva Lupa (Forgetting Curve).

Referensi: Encyclopedia Britannica – Hermann Ebbinghaus, Psych Classics – Ebbinghaus, Memory: A Contribution to Experimental Psychology

Apa Itu Kurva Lupa?

Ebbinghaus menemukan bahwa setelah seseorang belajar sesuatu, kemampuan mengingatnya menurun sangat cepat dalam waktu singkat, terutama dalam satu jam pertama.

Namun, ada kabar baik — memori bisa diperkuat dengan cara mengulang atau menggunakan informasi tersebut dalam aktivitas nyata.

Penelitian modern juga membuktikan hal yang sama:
Jika anak hanya belajar sekali, sebagian besar pelajaran akan terlupakan dalam 24 jam. Tapi dengan pengulangan berkala, informasi bisa bertahan jauh lebih lama.

🔍 Sumber: PLOS ONE – Replication and Analysis of Ebbinghaus’ Forgetting Curve

Pentingnya Pengulangan dan Pengendapan Memori

Menurut Ebbinghaus, ada dua hal utama agar anak tidak mudah lupa:

  1. Pengulangan Berkala (Spaced Repetition)
    Belajar sedikit demi sedikit tapi rutin — misalnya mengulang pelajaran sehari setelah diajarkan, lalu seminggu kemudian.
    📖 Cara ini terbukti membuat ingatan lebih kuat dan tahan lama.

    Ness Labs – The Forgetting Curve: The Science of How Fast We Forget

  2. Pengendapan Memori (Deep Processing)
    Anak tidak cukup hanya membaca atau mendengar. Mereka perlu mempraktikkan, menjelaskan ulang, atau mengaitkan pelajaran dengan kehidupan nyata.
    Misalnya, belajar matematika lewat permainan jual beli atau menulis cerita sendiri untuk mengulang kosakata bahasa.

Apa Artinya bagi Orang Tua?

Sebagai orang tua, kita bisa membantu anak belajar lebih efektif dengan cara sederhana seperti:

  • Menjadwalkan waktu belajar secara teratur, bukan mendadak sebelum ujian.

  • Mengajak anak cerita ulang tentang apa yang dipelajari hari ini.

  • Menghubungkan pelajaran dengan pengalaman sehari-hari agar lebih bermakna.

  • Memberi waktu istirahat cukup, karena tidur membantu otak mengendapkan memori.

💡 Bukan soal belajar lebih lama, tapi belajar lebih efektif dan konsisten.

Kesimpulan

Pemikiran Hermann Ebbinghaus membantu kita memahami bahwa lupa itu alami, tetapi bisa dikendalikan.
Dengan pengulangan teratur dan penerapan nyata, anak-anak bisa mengingat lebih lama, memahami lebih dalam, dan menikmati proses belajar tanpa tekanan.

Belajar bukan sekadar menghafal, tetapi menanamkan makna yang tumbuh seiring waktu.

Referensi